Kota Dumai (Riau), LPC
Sikap PT Oleokimia Sejahtera Mas makin membuat warga marah. Dalam sebuah berita di media online (sekilasriau.com, Rabu 8/1) Humas PT OSM bernama Septiana membantah pengakuan LPMK, Hendri Yanto.
Dikatakan Septiana bahwa terkait pernyataan masyarakat ataupun pihak lain mengenai aliran sungai yang ditutup ataupun dirusak, OSM tidak pernah menutup aliran, OSM selalu menjaga ekosistem berjalan air.
Amir Hamzah, seorang tokoh yang lahir dan besar di Lubuk Gaung, geram membaca tanggapan PT OSM tersebut. Keluarga Amir adalah orang pertama yang membuka wilayah itu. Ia menilai Humas tersebut tidak tahu masalah dan sejarah Sungai Nerbit Kecil.
“Kakek dan nenek moyang kami orang yang buka kampung Nerbit ini. Kakek saya panggilannya Teleng dan Zarah, nenek Imas, orang yang pertama tinggal di Sungai Nerbit Kecil, dan buka kampung. Orang yang pertama, belum ada manusia,” kata Amir dengan nada tinggi.
“Belum ada manusia di sana kakek nenek kamilah orang pertama tinggal. Sungai Nerbit Kecil tempat mencari makan dan hidup.”tegas Amir Hamzah, Rabu (8/1/2025) disampaikannya melalui matahukum.net.
Dulu Sungai Nerbit Kecil jadi akses utama warga. Jalan aspal belum ada. Perusahaan-perusahaan besar belum ada. Kapal-kapal warga keluar masuk laut melalui sungai itu. Orang tua Amir punya kapal 30 ton yang sandar di muara sungai tersebut.
Semua berubah setelah PT OSM masuk dan menimbun Sungai Nerbit Kecil, sekitar tahun 2016. Amir kesal dengan tanggapan Humas PT OSM. Selain dinilai tidak tahu sejarah, humas itu juga tidak tahu masalah. “Kalau tidak tahu sejarah lebih baik diam,” kata Amir.
Sikap PT OSM tersebut sontak membuat Aliansi Masyarakat Nerbit geram. Infonya AMN akan melakukan demo yang lebih besar lagi selama satu minggu.***