Kota Dumai (Riau), LPC
Pemusnahan Barang Bukti Tindak Pidana Kepabeanan berupa bawang merah sebanyak 2.500 (dua ribu lima ratus) karung atau seberat 24.120 (dua puluh empat ribu seratus dua puluh) kilogram berlangsung pada hari Rabu (17/09/2025) sore di halaman kantor Bea Cukai Dumai.
Bea Cukai Dumai berkolaborasi dengan Kantor Wilayah DJBC Riau dan Kantor Wilayah DJBC Khusus Kepulauan Riau beberapa waktu lalu berhasil menggagalkan penyelundupan bawang merah tersebut bermula dari adanya informasi.
Berdasarkan informasi adanya upaya penyelundupan bawang dari Kuala Linggi Malaysia tujuan Sepahat kabupaten Bengkalis, Satuan Tugas Patroli Laut Terpadu Jaring Sriwijaya BC-8006 melakukan pemantauan/ pengamatan di jalur laut yang dimungkinkan digunakan sebagai rute kapal pengangkut bawang merah.
Kronologis pemantauan/ pengamatan di jalur laut bermula pada hari Kamis (04/09/2025) sekira pukul 19.00 WIB tepatnya di Perairan Tanjung Medang, Kabupaten Bengkalis.
Satuan Tugas Patroli laut Terpadu Jaring Sriwijaya BC-8006 mendapati ada sebuah kapal kayu dengan palka yang ditutup oleh terpal dan memberikan isyarat untuk berhenti.
Setelah berhasil merapat, Tim Patroli Laut BC-8006 melakukan pemeriksaan terhadap KM Alfatihah GT.15 dan kedapatan kapal tersebut mengangkut barang impor yang tidak tercantum dalam manifes berupa bawang. Lalu KM Alfatihah GT.15 beserta 3 orang Awak kapal dan muatan berupa bawang di bawa ke Kantor Bea Cukai Dumai.
Hasil pemeriksaan dan dilakukan pencacahan, diketahui bahwa KM Alfatihah GT.15 membawa bawang besar 1.620 karung (±10 kg/ karung) dengan total ± 16.200 kg dan bawang merah 880 karung (±9 kg/ karung dengan total ± 7.920 kg.
Atas barang bukti berupa bawang sebanyak 2.500 karung atau setara dengan 24.120 kg, Bea Cukai Dumai telah mendapatkan izin untuk pemusnahan dari Pengadilan Negeri Bengkalis sesuai Penetapan Nomor 2/Pen.Pid/2025/PN Bls, Tanggal 16 September 2025.
Pemasukan barang impor berupa bawang sebanyak 2.500 karung dengan berat 24.120 kg secara ilegal, potensi kerugian negara secara material yaitu berupa Penerimaan Negara yang tidak tertagih berupa Bea Masuk (BM) dan Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) sebesar Rp. 198.270.000 (seratus sembilan puluh delapan juta dua ratus tujuh puluh ribu rupiah).
Sedangkan kerugian Immaterial yang ditimbulkan impor bawang ilegal tersebut dapat mempengaruhi stabilitas perekonomian negara, merugikan konsumen karena bawang ilegal tidak melalui proses karantina dan berpotensi membawa hama yang berbahaya bagi tanaman serta dapat menyebabkan penyebaran bibit penyakit dan merugikan para petani lokal.
Berdasarkan bukti permulaan yang cukup, kasus ini telah dinaikkan statusnya ke tahap penyidikan dan pelaku IZ selaku Nakhoda, AI selaku KKM dan S selaku ABK telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan pelanggaran tindak pidana kepabeanan sebagaimana pasal 102 huruf (a) Undang - Undang 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan jo pasal 55 ayat (1) ke -1 KUHP dengan hukuman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
Bea Cukai Dumai akan terus berkomitmen dan berkolaborasi dengan pihak - pihak terkait untuk menjaga masuknya barang - barang illegal ke NKRI.
Keberhasilan ini menegaskan peran penting Bea Cukai dalam mengamankan perbatasan negara dan memastikan kepatuhan terhadap regulasi kepabeanan.
Pemusnahan barang bukti bawang dilakukan dengan cara ditimbun dalam galian tanah dihadiri Walikota Dumai, Ketua Pengadilan Negeri Bengkalis, Kepala Kejaksaan Negeri Bengkalis, Kepala Kejaksaan Negeri Dumai; Komandan Lanal Dumai, Komandan Kodim 0320 Dumai, Kepala Kepolisian Resor Dumai, Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Riau, Kepala Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Dumai, Kepala Rutan Kelas IIB Dumai, Kepala Kepolisian Sektor Kawasan Pelabuhan (KSKP) Dumai dan Kepala Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan Riau Satuan Pelayanan Dumai.***