Dumai (Lineperistiwa.com) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Dumai, Agus Purwanto kembali menjadi sorotan.
Bukan karena prestasinya di kantor dewan, kali ini ia diduga buang badan terkait pengembalian pinjaman uang.
Informasi ini kami dapati dari salah satu narasumber yang juga kebetulan menjadi korban Ketua Dewan Dumai yang berinisial S.
Pada awak media ia menjelaskan, bahwa uang yang ada pada Agus Purwanto merupakan uang untuk pekerjaan proyek.
"Awalnya dia meminjam uang ke saya sebesar 200 Juta untuk mengerjakan salah satu Proyek," Ujarnya.
Namun setelah diamati, kejelasan mengenai pekerjaan proyek tidak nampak, S pun mencoba untuk meminta kembali uangnya, Bukan ada kejelasan, justru Agus diduga Buang Badan.
"Kami sudah mencoba mengontak mas Agus, baik dari pesan WhatsApp, SMS bahkan kami telpon, tapi tidak juga digubris oleh mas Agus," Katanya.
Tak tertahankan lagi, S pun mencoba mendatangi rumah Agus Purwanto, namun kembali ia tidak bisa bertemu dengan Agus, hal ini pun ia coba untuk dikoordinasikan dengan bapak dari Agus Purwanto yaitu H.Paiman.
Menurut keterangan S, Agus Purwanto bersedia untuk melunasi pinjaman tersebut, pada hari kamis (28/10), setelah tanggal yang sudah disepakati, S pun kembali mendatangi kediaman Agus Purwanto, namun kembali ia juga tidak bisa ditemui.
Akhirnya, Pada Jum'at (29/10), S pun mendatangi Rumah H.Paiman untuk menanyakan kejelasan terkait pelunasan pinjaman ini, sampai sekarang (1/11), Kejelasan terkait pelunasan belum juga ada titik temu dan kejelasan padahal sebelumnya S dijanjikan akan segera dihubungi.
"Kami dijanji-janjikan terus, kami sudah berkali-kali kerumahnya, tapi selalu kosong, terus terang kami merasa dipermainkan bahkan kami juga merasa ditipu dengan tindakan mereka, kami hanya rakyat kecil, kami butuh makan dan kami butuh kejelasan, mana duit kami," Imbuh S kesal, saat ditemui di kediamannya.
Sampai berita ini dimuat, awak media masih menunggu keterangan resmi dari Agus Purwanto, komunikasi via pesan WhatsApp masih terus dilakukan demi mendapatkan informasi yang berimbang. (red)