Pro dan Kontra, Ini Kata Inisiator Masyarakat Adat
Pemko Pekanbaru Menggelar Gotong Royong Massal
Hakikat Kebebasan Pers
Kebun Sawit Membentang Luas, Harga Minyak Goreng Di Rohul Hanya Isapan Jempol
Rohul (Riau), Lineperistiwa.com
Tidak bisa dipungkiri, hanya di era Presiden Jokowi petani sawit di Riau bak mendapatkan anugerah besar dari Ilahi, sekalipun harga pupuk belum bersahabat tetapi bila dihitung-hitung sedikit ada keuntungan bila dibandingkan di era Presiden sebelumnya petani sawit sering menjerit rugi karena harga sawit anjlok bahkan lebih tinggi harga singkong dipasaran.
Tidak sedikit pula petani sawit menjual lahannya untuk membayar utang di Bank. Bahkan pihak Bank sempat merasa rugi besar karena ribuan petani sawit membayar utang/ menunggak dan pada akhirnya pihak Bank pun mencari solusi memberi keringanan dengan memperpanjang waktu. Misalnya yang pinjam sepuluh tahun menjadi 20 tahun untuk meringankan cicilan perbulan.
Tanda-tanda petani sawit menuju kebangkrutan sangat terlihat sekali pada saat itu. Yang terlanjur kredit mobil dan sepeda motor tampak stres. Keadaan seperti itu sudah berjalan bertahun-tahun. Mimpi-mimpi indah petani sawit mulai terpenuhi sejak akhir tahun 2021.
"Insyah Allah sampai Februari 2022 ini harganya masih oke", ujar Pak Dilo petani sawit asal Rumbai Pekanbaru.
Masa kelam petani sawit ibarat hidup Senin-Kamis sepertinya akan berakhir. Kegembiraan itu dirasakan bagi mereka yang bertahan hidup disaat harga sawit tidak manusiawi.
"Alhamdulillah, harga sawit sekarang sudah tiga ribu perkilo, bisa bayar utang. Tapi harga pupuk makin gila juga mas", ujar Pak Jagodilo asal Kisaran (Sumut) mengaku punya kebun sawit 5 hektar yang lokasinya tidak jauh dari Hutan Lindung Bukit Suligi yang keadaan hutannya hancur berantakan itu.
Begitu juga pengakuan ibu Mimi, janda pekerja keras dengan tanggungan tiga orang anak.
Mimi termasuk perantau asal Tobasa (Sumut) dengan modal dengkul. Tetapi karena kegigihan bekerja sebagai buruh di PTPN V dengab gaji perbulan dia tabung bisa membeli lahan seluas 7 hektar.
"Setelah kebun pribadinya mulai berbuah, aku cabut (berhenti.red) dari PTPN V ", kata Mimi yang sudah hampir sepuluh tahun menjanda.
Mimi selalu bersyukur karena sudah bisa menyekolahkan ketiga anaknya hingga sarjana.
Ternyata banyak juga karyawan PTPN V ditahun 2007 sampai tahun 2010 minggat dari perusahaan setelah kebun sawit pribadinya mulai menghasilkan.
PTPN V sepertinya hanya sebagai batu loncatan. Maklum saja, di zaman mereka menjadi buruh PTPN V belum jelas masa depannya. Mungkin hanya di era CEO Jatmiko baru ada tampak tanda-tanda perbaikan manajemen kearah lebih baik.
"Dari zaman londonya yang namanya kebun BUMN selalu cerita rugi ketimbang untung", papar Wak Labu asal Tebing Tinggi ( Sumut). Sedikit beda dengan pengakuan seorang pensiun pejabat kebun BUMN yang tak mau disebut namanya. Dia mengatakan Menteri BUMN Erick Tohir sudah tepat menempatkan Jatmiko sebagai direktur utama PTPN V.
"Lihat saja jejak digitalnya, dia memang ahli dibidangnya", ujar bapak itu.
Sepertinya bapak itu sangat memuji kinerja semua jajaran Direksi saat ini, walaupun dia tidak bisa membeli kebun sawit puluhan hektar seperti kebanyakan teman seangkatannya. Setelah pensiun bisa membeli lahan sawit puluhan hektar.
Lain pula dengan Wak Toncik pensiunan kebun Swasta. Toncik sangat merasakan kenaikan harga sawit.
"Syukurlah bang, sejak harga sawit naik istri mudaku tinggi semangatnya", kelakar Wak Toncik yang tiap tahun rajin bersedekah.
Wajah-wajah petani sawit mulai tampak cerah. Dapat dipastikan, Kabupaten Rohul memang menjanjikan. Bukit yang terjal semua sudah disulap menjadi kebun sawit.
Lihat saja di media sosial, banyak yang menawarkan kebun sawit. Mulai usia tiga tahun sampai sepuluh tahun.
Harganya bervariasi bisa nego, mulai enam puluh juta, sampai seratus juta perhektar.
"Tergantung harganya bang, makin dekat dengan jalan aspal bisa diatas dua ratus juta perhektar", ujar Wak Jono yang mengaku baru membeli 2 hektar lahan sawit sebesar Rp. 400.000.000,00 (Empat Ratus Juta Rupiah) dan sudah menghasilkan sekitar Rp. 2.000.000,00 sekali panen.
Wak Jono merasa tak rugi beli kebun sawit milik transmigran yang dikelola Koperasi Unif Desa (KUD).
Tapi tidak sedikit pula pembeli lahan kebun sawit tertipu karena kebun yang dibelinya kena sengketa alias masuk kawasan hutan lindung.
Paling tidak, kehidupan petani sawit di Rohul sudah mendekati hidup sejahtera. Sepanjang harga sawit masih normal semua petani sawit tidak akan mudah kena hoax.
Buktinya, kesadaran warga ikut program Vaksin jumlahnya sangat besar. Beda sekali dengan Kabupaten lainnya yang ada di negeri ini. Urusan mengikuti Vaksin saja sangat rendah alias warganya sudah termakan isu-isu miring.
Rohul memang kaya dengan perkebunan sawit. Dan tidak bisa dipungkiri, kehadiran kebun milik negara dan swasta di Rohul telah turut menyemarakkan warna pembangunan di Rohul.
Tetapi harus menjadi catatan, kehadiran perusahaan-perusahaan raksasa di Rohul belum menjamin membuka lapangan kerja untuk warga tempatan.
Perusahan banyak berdalih memberi kesempatan kerja hanya kepada warga diluar Rohul. Kalaupun ada hanya segelintir saja, itupun hanya diterima sebagai tenaga kontrak dan paling-paling jadi "kacung" atau Satpam dan tukang sapu. Paling tidak, arti sebuah pemerataan hanya celoteh belaka. Buktinya, disaat harga sawit menjulang tinggi kerap sekali Minyak Goreng langka dipasaran.
Ironi memang negeri kaya sawit tapi sangat sulit minyak goreng ditemukan satu harga. Seperti yang terjadi di Pasar Ujung Batu Kabupaten Rohul pada hari Sabtu (25/02/2022) lalu.
Salah satu pedagang sembako bernama Lela menyebutkan, selain langka juga harga minyak goreng masih tetap mahal. Bahkan minyak goreng satu harga hanya isapan jempol belaka.
Kelangkaan minyak goreng berbagai merek sudah terjadi 2 pekan terakhir, dan harganya masih tinggi di Pasar Baru Ujung Batu.
"Saya hanya bisa mengambil untung Rp. 500,00 (Lima Ratus Rupiah) per dua liter minyak goreng. Soalnya, harga dari distributor Rp. 32.500 (Tiga Puluh Dua Ribu Lima Ratus Rupiah) per dua liter dan saya jual hanya Rp. 33.000,00 per dua liter", ujar Upik dengan wajah prihatin.
Dari harga yang ditetapkan pemerintah Rp. 14.000,00 perliternya hanya sekedar kabar burung. Pasalnya, harga dipasar hingga kini mencapai Rp. 31.000,00 hingga Rp. 33.000 per dua liter.
Lela berharap, pemerintah dapat menstabilkan harga minyak goreng seperti dulu, sehingga pedagang dan pembeli sama-sama beruntung.
Paling tidak, sebutan Rohul kaya dengan perkebunan sawit bukan hanya isapan jempol belaka, tetapi harus terbukti minyak goreng di Rohul seharusnya murah meriah, bukan mahal dan harganya tak merata membuat banyak emak-emak kecewa merasakan tingginya harga minyak goreng. Sementara tidak jauh dari pemukiman mereka membentang ribuan hektar kebun sawit milik konglomerat dan diyakini biang kehancuran hutan di Riau. (***Ronggur. G )
Alumni Akabri 98 Gelar Baksos Di Panti Asuhan Al llham
Pekanbaru (Riau), Lineperistiwa.com - Linepristiwa.com- Memperingati 25 tahun pe.
Masih Punya Tunggakan Pembayaran, Rekanan Ancam Bongkar Kios di Growong Lor
Pati (Jateng), Lineperistiwa.comCarut marut laporan pertanggung jawaban k.
Bangun Kolaborasi, PT KPI Unit Dumai dan PT PPN Regional Sumbagut Gelar Rapat Koordinasi
Kota Dumai (Riau), RPCDalam rangka kolaborasi antar subholding Pertamina .
Wujudkan Inovasi Pertanian dan Peternakan Terintegrasi, PT KPI Unit Dumai Gelar Pelatihan Ternak Kambing di Kelurahan Tanjung Palas
Kota Dumai (Riau), LPCWujudkan inovasi pertanian dan peternakan terintegr.
Tingkatkan Kapasitas Kelompok Binaan, PT KPI RU Dumai Adakan Pelatihan Pemijahan Ikan
Kota Dumai (Riau), LPCDalam rangka meningkatkan kapasitas kelompok binaan.
PT KPI RU Dumai Gelar Pelatihan Pakan Ternak Alternatif Dari Limbah Sorgum
Kota Dumai (Riau), LPCSebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan denga.