
Medan (Sumut), LPC
Upaya pemulihan psikologis pascabencana banjir di Sunggal kembali diwujudkan melalui kegiatan trauma healing yang digelar pada Sabtu (6/12/2025) di Masjid Al-Hafiz, tepat di samping Polsek Sunggal, Jalan Tahi Bonar Simatupang. Tim psikologi dan tenaga medis Polri hadir memberikan pendampingan menyeluruh kepada masyarakat yang terdampak, terutama kepada anak-anak dan keluarga yang masih merasakan dampak emosional akibat musibah.
Karolab Dokkes Pusdokkes Polri, Brigjen Pol Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, SPFM., menyampaikan bahwa Polri bukan hanya fokus pada pemulihan fisik warga terdampak bencana, tetapi juga memberikan perhatian penuh terhadap kondisi mental masyarakat.
“Trauma akibat bencana dapat memengaruhi jangka panjang jika tidak ditangani. Kehadiran kami di sini adalah untuk memastikan masyarakat mendapatkan ketenangan, kepercayaan diri kembali, dan menghilangkan rasa takut yang mungkin masih tertinggal,” ujarnya.
Tidak hanya pendampingan psikologis, kegiatan ini juga diselenggarakan secara kreatif dan menyenangkan. Anak-anak diajak mengikuti sejumlah permainan, kegiatan seni, dan perlombaan sederhana yang bertujuan meningkatkan kembali keceriaan. Melalui aktivitas tersebut, interaksi positif tercipta dan membuat anak-anak kembali tersenyum setelah menghadapi situasi sulit.
Psikolog Kepolisian Tingkat III SSDM Polri, Kombes Pol Dr. Horas Marasi Silaen, S.Psi., M.Psi., Psikolog, menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi bagian penting dalam membangun kembali ketahanan mental masyarakat.
“Trauma healing tidak hanya berupa konseling, tetapi juga aktivitas yang menumbuhkan rasa aman serta motivasi bagi anak-anak maupun orang dewasa. Polri terus memastikan pendampingan dilakukan secara berkelanjutan agar dampak psikologis pascabencana dapat diminimalisir,” jelasnya.
Pada kegiatan tersebut, Polri juga menyalurkan bantuan berupa makanan, paket perlengkapan anak, serta dukungan logistik lainnya yang diperuntukkan bagi warga terdampak. Hal ini menjadi bagian dari perhatian Polri untuk meringankan beban masyarakat sejak masa tanggap darurat hingga fase pemulihan.
Acara berlangsung penuh kehangatan dan kebersamaan. Selain pemberian bantuan, diselenggarakan pula sesi edukasi emosional, pembinaan mental, hingga layanan konsultasi singkat bagi orang tua yang membutuhkan penanganan lebih lanjut.
Kegiatan diakhiri dengan suasana penuh haru dan rasa syukur. Senyum anak-anak serta apresiasi masyarakat menjadi bukti bahwa kegiatan ini memberikan dampak positif. Polri menegaskan bahwa dukungan dan pendampingan akan terus diberikan, sebagai bentuk kehadiran negara dalam setiap fase pemulihan pascabencana.***Yanti