Sumbangan Sukarela Disoal, Plt Kadisdikbud Pati : Wali Murid Tidak Diwajibkan Membayar Iuran Sukarela

Jumat, 02 Februari 2024

Pati (Jateng), LPC

Puluhan anggota LIDIK KRIMSUS RI DPK Pati yang dikomandoi Selamet Widodo, S,.H,. datangi Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) kabupaten Pati, Jumat (2/2/2024).

Kedatangan mereka untuk mengadukan adanya pungutan yang mengatasnamakan sumbangan sukarela yang masih terjadi di sekolah negeri di kabupaten Pati.

Ketua LIDIK KRUMSUS RI DPK Pati, Selamet Widodo mengungkapkan, bahwa ada dugaan pungutan liar (pungli) di beberapa sekolah di Kabupaten Pati. Salah satunya di SMPN 1 Pati, SMPN 5 dan SMPN 7 Pati. Selain itu, di SMPN 1 Tlogowungu dan SMPN 1 Gabus juga ada dugaan.

Mungkin untuk sample ini sudah cukup, karena ada yang di Pati Kota, Tlogowungu maupun Gabus. Kami tidak bisa menuduh karena apa yang kami peroleh adalah fakta-fakta dugaan" ucapnya.

Ia mengaku, saat ini iuran sukarela sudah mempunyai payung hukum di Peraturan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 
(Permendikbud). Namun, dari beberapa sekolah tadi meminta iuran kepada orang tua murid beda-beda.

"Berhubung disini, kami mau tau standar iuran sukarela itu seperti apa? Soalnya ada yang meminta Rp 800 ribu, Rp 400 ribu, Rp 500 ribu dan Rp 700 ribu. Ini berarti kan sudah ada iuran pokok yang sudah ditetapkan. Nah, ini berbanding terbalik dengan arti kata sukarela," tambahnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Plt Kepala Disdikbud Kabupaten Pati, Tulus Budiharjo mengatakan, bahwasanya itu hanya perkiraan kebutuhan dari masing-masing sekolah. Sehingga orang tua murid tidak diwajibkan untuk membayar iuran.

"Seperti tadi ada Rp 400 ribu, itu hanya ancang-ancang mereka atau asumsi mereka pada saat membutuhkan anggaran untuk menopang kegiatan di satuan pendidikan," paparnya.

Ia mengaku, sekolah yang tidak meminta iuran sukarela kepada orang tua murid masih banyak di Kabupaten Pati. Diantaranya di Gembong, SMPN 2 Tlogowungu serta di Pucakwangi.

Namun, sekolah tersebut dianggap kurang menarik buat orang tua murid. Lantaran, gedung hingga fasilitas masih minim.(***Yusuf)