Gempa Pasaman Barat Di Tengah Kehidupan Rakyat Makin Sulit

Sabtu, 26 Februari 2022

 

Rohul (Riau), Linepristiwa.com

Gempa  mengguncang Pasaman Barat Sumatera Barat sekitar pukul 08.39 WIB (Jum'at, 25/2/2022) pagi.
Guncangannya sampai ke wilayah Kabupaten Rokan Hulu seperti Kecamatan Rambah, Kepenuhan, Bonai Darussalam dan Kunto Darussalam.

Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) lewat group WhatSapp Pekanbaru, gempa terjadi dua kali dimana gempa yang pertama 5,2 M terjadi pukul 08.35 WIB dan gempa kedua 6,2 Magnitudo terjadi pukul 8.39 WIB.

Guncangan gempa itu sangat dirasaka sejumlah warga yang tinggal  dipemukiman perkebunan BUMN /Swasta.

Pada saat gempa, terlihat  banyak buruh yang lagi serius bekerja spontan berhamburan mencari tempat yang aman.

Sebagian buruh yang lagi bekerja dilapangan curam dan terjal berteriak histeris.

"Gempa, Gempa, ayo Painem berhenti dulu", teriak Siparjo sambil memanggil nama istrinya  lagi kerja memupuk  diareal perbukitan.

"Istriku lagi bunting manis bang, Alhamdulilah istriku tidak terjatuh", ujar Siparjo mengaku tiga tahun lalu baru menceraikan bini tuanya karena ketangkap basah lagi selingkuh di kebun karet  milik konglomerat itu.

Walaupun guncangan gempa terjadi hanya hitungan detik, tapi rasa  ketakutan terlihat diwajah emak-emak yang lagi masak didapur spontan lari keluar rumah.

"Gempa, gempa, gempa", teriak-teriak Sitole  tampak sedikit panik meninggalkan masakannya.

Wajahnya tampak pucat  sambil menggendong kedua anaknya yang masih balita keluar rumah.

Begitulah sekilas cerita terjadinya gempa Pasaman Barat yang menjadi catatan buat kita semua agar lebih mendekatkan diri kepada Ilahi.

Guncangannya membuat pohon-pohon sawit itu bergoyang kencang. Hanya hitungan detik, semua yang merasakan pasti menjerit histeris.

Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar....teriak pak Kliwon asal Pulau Jawa.

Begitu juga teriak pak Pahutar asal Tarutung "Dalam nama Yesus, Dalam nama Yesus,.. jauhkan gempa dari kami", ujarnya sambil melompat berlari ke arah Galian C bermasalah itu.

Guncangan gempa Pasaman Barat telah membuat banyak warga berseru-seru memanggil nama Ilahi menurut kepercayaanya masing-masing.

Sementara Covid-19 berakhir atau tidak,  belum ada kejelasannya dari pemerintah.

Kehidupan makin susah, lapangan kerja semakin sulit. Sementara penguasa kita terus bertikai mencari popularitas diatas penderitaan rakyat.

Sepertinya semua dilema karena yang terjadi dinegeri ini sepertinya ada kaitan dengan perilaku elit politik akhir-akhir ini.

Seperti kata syair lagu Ebit G Ade,.."Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa"..?!?!?..

"Semoga gempa Pasaman tidak banyak makan korban ya bang", ujar Mandilo yang mengaku merasa bersyukur karena saudara-saudaranya yang bekerja di Sumbar di bidang koperasi semua dalam keadaan sehat walafiat.

Termasuk Emak Lonti  yang parasnya lumayan cantik mengakui saat gempa dirinya sedang berada dikamar mandi sontak menjerit lari keluar rumah.

"Alhamdulilah gempanya tak lama, saya sempat juga membawa anak saya keluar rumah dan baru Maghrib tadi berani masuk ke dalam rumah", ujar emak Lonti mengaku langsung memanjatkan doa pada Ilahi.

Terlihat juga dipinggiran  pemukiman transmigrasi setelah gempa, aktifitas  sudah  berjalan seperti biasanya.

Semoga guncangan gempa berakhir dan tidak ada kaitannya dengan kerusakan hutan dinegeri ini. (***Ronggur G)