Tingginya Kasus DBD di Desa Kumain, Kadiskes : Perlu Sinergi Petugas Kesehatan Dan Masyarakat Untuk Memutus Rantai Penularan

Senin, 14 Februari 2022

Rokan Hulu (Riau), Lineperistiwa.com

Warga Desa Kumain, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu sangat resah dan khawatir dengan Tingginya kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi di wilayah mereka belakangan ini.

Akibat kasus DBD tersebut, sudah ada 2 orang warga Desa Kumain yang meninggal dunia. Bahkan hingga saat ini masih terdapat warga yang terjangkit DBD sedang dirawat di salah satu Rumah Sakit di Ujung Batu, Rokan Hulu.

Salah seorang warga Desa Kumain yang enggan disebutkan identitasnya berharap kepada dinas terkait segera mengambil tindakan, mencarikan solusi yang terbaik agar tidak ada korban lagi.

"Dinas terkait harus segera mengambil tindakan secepatnya, supaya kasus DBD ini tidak semakin meningkat dan meluas," harapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh warga Desa Kumain yang lainnya. Dirinya mengungkapkan bahwa Penanganan yang dilakukan saat ini kurang maksimal. Pemdes dan dinas terkait terkesan lamban dalam merespon keluhan dan aduan masyarakat.

"Penanganan kurang maksimal, misalnya seperti penyemprotan fogging dilakukan setelah adanya korban yang meninggal dunia. Itupun hanya sebatas wilayah tempat tinggal yang terkena DBD tersebut," ungkapnya kepada Awak Media, pada Minggu (13/2/2020) pagi.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rokan Hulu dr. Bambang Triono saat dikonfirmasi Awak Media menyampaikan bahwa setiap ada kasus yang dilaporkan tetap direspon oleh Puskesmas dan diteruskan ke Dinkes .

Lebih lanjut dr. Bambang menjelaskan tahapan yang dilakukan untuk kasus DBD adalah : 1. Melakukan PE (Penyelidikan Epidemiologi) di rumah dan lingkungan sekitar kasus untuk melihat dari mana sumber penularan, 2. Melakukan PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) yang dilakukan oleh seluruh warga dengan melakukan pembersihan lingkungan yang ada potensi-potensi untuk menjadi tempat nyamuk berkembang biak, 3. Melakukan fogging untuk membunuh nyamuk dewasa yang masih ada setelah PSN dilakukan.

"Jadi perlu sinergi antara petugas kesehatan dan masyarakat untuk memutus rantai penularan dari DBD," jelas Kadis Kesehatan dr. Bambang Triono, kepada Awak Media melalui pesan singkat WhatsApp (WA), pada Senin (14/2/2020).  (***LPC)