Kota Dumai (Riau), LPC
Setelah mengantongi sertifikasi halal pada Agustus 2025, Kelompok UMKM Wirani Rejosari binaan Kilang Pertamina Dumai menunjukkan perkembangan signifikan dalam kualitas produksi, tata kelola usaha, hingga kepercayaan konsumen. Sertifikasi halal tersebut menjadi titik balik penting bagi UMKM ibu-ibu di Kelurahan Tanjung Palas ini untuk melangkah menuju usaha yang lebih profesional dan berdaya saing.
Sertifikat halal yang diterbitkan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) pada 8 Agustus 2025 dengan Nomor ID 14410025580600825 tidak hanya menjadi pengakuan atas kehalalan produk, tetapi juga mendorong kelompok UMKM Wirani Rejosari untuk menerapkan standar produksi pangan yang lebih baik, higienis, dan terkontrol.
Untuk mendukung pemenuhan standar tersebut, pada Oktober 2025, telah diresmikan dapur baru produksi UMKM Wirani Rejosari yang semakin dilengkapi peralatan memadai dan sesuai standar pengolahan pangan. Keberadaan dapur produksi terpusat ini semakin memperkuat implementasi prinsip halal dan keamanan pangan yang telah dijalankan pasca sertifikasi.
Area Manager Communication, Relations, & CSR Kilang Pertamina Dumai, Agustiawan, menyampaikan bahwa sejak memperoleh sertifikasi halal, UMKM Wirani Rejosari mengalami peningkatan kepercayaan diri dalam memasarkan produk serta semakin disiplin dalam menjaga standar proses produksi.
“Pasca sertifikasi halal terbit, kami melihat perubahan yang cukup signifikan. Proses produksi menjadi lebih tertata, kesadaran terhadap kebersihan dan standar semakin meningkat, dan yang terpenting kepercayaan konsumen juga tumbuh. Ini menunjukkan bahwa sertifikasi halal memberikan dampak nyata bagi keberlanjutan UMKM,” ujar Agustiawan.
UMKM Wirani Rejosari merupakan kelompok ibu-ibu rumah tangga yang juga aktif sebagai kader Posyandu dan berperan dalam upaya pengentasan stunting di Kelurahan Tanjung Palas. Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), Kilang Pertamina Dumai secara konsisten mendampingi kelompok ini sejak 2024 agar mampu berdaya secara ekonomi melalui usaha pangan olahan berbasis sorgum dengan konsep JELITA (Jajanan Enak, Lestari, Inovatif, Tinggi Asupan).
Kualitas produk UMKM Wirani Rejosari juga terus meningkat. Produk yang awalnya hanya berupa biskuit sorgum kini telah berkembang menjadi berbagai varian rasa, brownies sorgum, hingga keripik sorgum. UMKM ini bahkan berkali-kali menampilkan live cooking untuk pengolahan daging ikan patin menjadi bakso di berbagai kegiatan. Diversifikasi produk ini diperkuat dengan penerapan standar produksi yang lebih baik dan konsisten.
Tak berhenti pada sertifikasi halal, Kilang Pertamina Dumai juga terus mendorong penguatan legalitas usaha UMKM Wirani Rejosari melalui pendampingan Nomor Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), partisipasi dalam Pertamina UMK Academy 2025, serta proses pengurusan izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) yang saat ini tengah berjalan. Proses pendampingan ini turut disinergikan dengan Rumah BUMN Dumai.
Agustiawan menegaskan bahwa sertifikasi halal menjadi fondasi awal untuk mendorong UMKM berkembang lebih berkelanjutan. “Sertifikasi halal bukan tujuan akhir, tetapi pintu masuk menuju peningkatan standar, tata kelola, dan akses pasar yang lebih luas,” jelasnya.
Sementara itu, General Manager Kilang Pertamina Dumai, Iwan Kurniawan, menyampaikan bahwa keberhasilan UMKM Wirani Rejosari pasca sertifikasi halal mencerminkan efektivitas program TJSL yang dijalankan perusahaan.
“Kami melihat langsung dampak positif dari sertifikasi halal terhadap perkembangan UMKM binaan. Ke depan, kami berharap UMKM Wirani Rejosari dapat terus tumbuh semakin mandiri, profesional, dan memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar,” tutup Iwan.
Program pendampingan UMKM yang dilakukan Kilang Pertamina Dumai ini sejalan dengan komitmen perusahaan dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya Tujuan 5 tentang Kesetaraan Gender dan Tujuan 8 tentang Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.