Kota Dumai, Lineperistiwa.com
GEMPA (Gerakan Mahasiswa dan Pemuda) Kota Dumai menyikapi adanya kelalaian yang dilakukan pihak RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) Kota Dumai atas meninggalnya seorang anak bernama Septia Agil Rainanda berumur 9 tahun yang bertempat tinggal di kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai.
Meninggalnya anak tersebut diduga akibat adanya keterlambatan penanganan oleh pihak Rumah Sakit dalam penjemputan pasien yang diduga menderita radang selaput otak (meningitis).
Berdasarkan informasi yang didapat, pihak keluarga sudah menghubungi pihak RS dari pukul 15.00 WIB untuk segera dirujuk. Akan tetapi sampai pukul 21.00 WIB tidak kunjung mendapatkan pelayanan dari pihak RSUD Kota Dumai, dengan alasan supir ambulan tidak tersedia yang mengakibatkan meregangnya nyawa anak tersebut.
Koordinator Umum (Kordum) GEMPA Kota Dumai, Muhammad Afdhol El Anshory mengecam persoalan tersebut dan merasa prihatin karena ada unsur kelalaian dalam prosedur yang mengakibatkan nyawa anak tersebut tidak tertolong. Tidak dapat ditolerir, meski apapun alasan dikemukakan. Seharusnya diambil tindakan cepat dan tepat, bukan malah dibiarkan dan menunggu begitu saja.
"Kita sangat mengecam adanya kelalaian yang dilakukan oleh RSUD Kota Dumai.Apalagi kelalaian tersebut sampai mengakibatkan merenggangnya nyawa seseorang, kelalaian atas dasar prosedur saat ini tidak dapat ditolerir begitu saja. Apapun alasannya saat ini, baik itu tidak adanya supir ambulan, atau harus dilakukan pemeriksaan labor dan radiologi terlebih dahulu, Seharusnya harus diambil langkah yang cepat dan tepat, bukan malah dibiarkan menunggu dan dibiarkan begitu saja.
Karena keselamatan manusia lebih diutamakan, dan pada saat yang bersamaan harus mengenyampingkan prosedur yang ada. Begitulah asas hukum kita "Salus Populi Suprimalex" (Keselamatan manusia adalah hukum tertinggi).
Apalagi dengan terpilihnya Walikota Dumai yang baru dengan slogannya "Menuju Dumai yang Sehat". Tentu hal ini sangat jauh panggang daripada apinya, bukannya menjadikan sehat warganya, malah yang ada mengakibatkan kematian", ujar Ansor.
Dalam hal ini yang paling bertanggungjawab adalah Dr. Ridho selaku Direktur RSUD Kota Dumai, dan kita mengecam adanya kelalaian tersebut, dan kita meminta Dr. Ridho dan staff lainnya untuk segera mengundurkan diri, karena kita anggap beliau tidak becus dalam menjalankan tugasnya, bahhkan penanganan kelalaian ini bukan hal yg pertama dilakukan oleh RSUD Dumai, apabila beliau tidak mengundurkan dirinya segera. Kita akan mendesak Walikota Dumai untuk segera mencopotnya".
"Karena dengan adanya kelalaian ini, program dan sloglan "Menuju Dumai yang Sehat" Malah menjadikan Kota Dumai semakin jauh dari cita-cita tersebut, apalagi kita sama-sama mendukung program Walikota dibidang kerakyatan pada 3 semester awal pemerintahan ini, apalagi point pertama menjelaskan secara spesifik tentang bidang kesehatan, dipoint 2 dan 4 tentang penyediaan ambulance dll, tutup Ansor".***(LPC)