Kanal

Diterpa lsu Miring, Ternyata Program Aferesis RSUD Arifin Achmad Banyak Membantu Pasien Kanker Secara Gratis

Pekanbaru (Riau), LPC

Baru-baru ini Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Arifin Achmad (AA) Pekanbaru diterpa isu tak sedap. Pemicunya karena ada keluarga pasien merasa tidak mendapat pelayanan yang baik. Sempat terjadi adu mulut namun persoalan tersebut telah ditengahi langsung oleh Direktur saat terdengar ada keributan.

Setelah mendengar penjelasan dari keluarga pasien dan mengakui permasalahan berasal dari petugas. Serta-merta wanita yang bernama lengkap Wam Fajriatul Maimmunah itu spontan meminta maaf kepada keluarga pasien. Sebenarnya persoalan tersebut kesalahpahaman belaka, namun Alhamdulillah sudah kita selesaikan saat itu juga. Hal itu sebagaimana disampaikan kepada awak media Senin, (31/10/2022) melalui pesan WhatsAap ketika dimintai konfirmasi.

"Hanya kesalahpahaman saja dan persoalan tersebut langsung di  selesaikan dan tak ada masalah lagi sebenarnya petugas di Bank Darah sudah benar memberikan informasi kepada keluarga pasien bahwa darah donor dan darah Resipien (Penerima) itu di Reagen untuk di uji dan di analisis untuk pencocokan data darah donor dan Resipien yang jelas petugas sudah benar memberi keterangan terkait prosedural protab sistem kerja sebelum darah donor di transfusi, mungkin penyampaian kurang dimengerti sehingga terjadi mis komunikasilah, dan saya sudah meminta maaf kepada keluarga pasien atas ketidak nyamanan yang terjadi". tulisnya melalui pesan WhatsAap.

"Kita memaklumi terkadang karena persoalan sepele tapi karena situasi dan keadaan bisa menjadi besar mungkin karena ada keluarga sakit jadinya emosi mudah tersulut namun sudah selesailah, dan berharap kejadian serupa dimasa-masa mendatang tidak terjadi lagi dan kita dari RSUD Arifin Achmad berupaya memberikan pelayanan maksimal dan senyaman mungkin". ungkapnya lagi.

Terkait banyaknya isu miring diarahkan ke RSUD Arifin Achmad awak media meminta tanggapan dari salah satu penggiat kesehatan bernama ldris. Karena selama ini sosok tersebut sering mendampingi pasien-pasien rujukan yang berasal dari Dumai. Kepada awak media Senin malam (31/10) disalah satu tongkrongan kopi yang ada di Dumai, menceritakan pengalamannya membawa pasien ke RSUD AA berikut kutipannya.

"Sudah tidak terbilang lagi berapa banyak pasien saya antar dan tidak ada masalah, padahal pasien yang saya antar biasanya tergolong pasien dengan kondisi berat, pelayanan sangat bagus, pun jika ada hanya masalah biasa hal-hal kecil yang bisa kita maklumi, karena kita juga harus memahami bahwa RSUD AA Pekanbaru adalah rujukan dari berbagai RSUD Kabupaten dan Kota se-Provinsi Riau". ungkapnya awali percakapan.

"Terkadang hal sepele menjadi besar apalagi jika sudah berseliweran di Medsos digoreng sedemikian rupa padahal fakta sebenarnya tidak demikian, misalnya pihak RSUD AA dan petugas di bagian Bank Daerah dituding menjual darah rasanya tidak mungkin karena selama mendampingi pasien tidak pernah ada yang seperti itu, belum pernah bayar kecuali resmi dari Palang Merah lndonesia (PMI) dan itu ada kuitansinya". ungkapnya.

"Pasien dengan kelainan darah seperti Anemia , Talasemia, Anemia Hemolitik Autoimun, Pensitopenia dan Trombositopenia, semua darah tersedia hasil Kolaboratif antara Bank Darah PMI dan kembali ke Bank Darah lagi untuk proses Uji dan Analisis lanjutan pencocokan data darah, donor dan darah Resipien". sambungnya.

Selanjutnya "Pengalaman saya ampir seribuan lebih membantu pasien dengan penyakit kanker darah seperti  Leukimia, Laka-Lantas dan Pasien Hemofilia belum pernah pasien saya dimintai uang untuk membayar darah,  bahkan RSUD AA saat ini dalam 1 tahun sudah ada program Aferesis, diantaranya, Tromboferesis, Leukoferesis, Leritroferesis, Plasmafeseresis secara gratis untuk 25 pasien tiap bulanya, terkait dengan beredar isu jual beli darah mungkin itu para pendonor langsung yang biasanya melakukan transaksional bersama pasien atau keluarga pasien".

"Jika membeli secara umum darah Aferesis Rp 3.700.000, lebih dan kita memaklumi juga RSUD AA sebagai pusat rujukan pasien Kanker dan kelainanan Darah, untuk pasien Kanker apa saja seperti Kanker Nasofaring, Kanker Payudara (Mame), Kanker Darah (Leukimia), Kanker Hati (Hepatoma), Kanker Tulang (Osteosarkoma), Kanker Ginjal (Renal), Kanker Rahim (Uterus),  Kanker lndung Telur (Ovarium) dan Kanker Serviks (Serviks)".

"Semua pasienya dari RS Kabupatan/Kota se-Provinsi Riau akan dirujuk ke RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dan biasanya pasien Kanker ini ada Diagnosa tambahanya, Anemia dan Trombositopenia, maka dari itulah RSUD AA dengan segala kapasitas dan kapabilitas saat ini terus membuat Program yang disebut Program Aferesis (Tromboferesis, Leukoferesis, Eritroferesis dan Plasmafersesis) secara bertahap untuk 25 pasien setiap bulannya,  terutama pasien Fakir dan Miskin, saya langsung dengar dari pengakuan Perawat ruangan yang menangani pasien Kanker Payudara dan pasien Nasofaring (Tengggorokan)". urainya panjang lebar terkait pengetahuan dan pengalamannya selam membawa pasien rujukan dari Dumai ke RSUD AA.

"Jika ada isu miring mengenai RSUD AA secara pribadi saya rasa tidak mungkin apalagi terkait jual beli darah, malahan seperti uraian saya tadi saat ini dibawah kepemimpinan lbuk Wan Fajriatul Maimmunah pelayanan semakin baik, banyak program-program baru yang beliau cetuskan terutama untuk pasien tidak mampu atau jalur BPJS Kelas lll". 

"Menjadi viral di Medsos biasalah Bang, mungkin ada juga yang mengoreng sehingga menjadi heboh, tapi saya sendiri tidak mengalami hal-hal yang kurang menyenangkan, apalagi semenjak lbuk Wan menjadi Direktur dan ungkapan ini tidak mengada-gada karena saya sendiri tidak punya kepentingan untuk itu, dan tudingan jual beli darah di Lingkungan RS milik Pemerintah telah dibantah oleh Direktur langsung". tutup pria yang juga sebagai Wakil Kepala Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) PDI-P Kota Dumai".

Terkait adanya tudingan bahwa pelayanan di RSUD Arifin Achmad sangat buruk dan jabatan Direktur di sebut sebagai jabatan Politik, ldris mempunyai penilaian yang berbeda.

"Pelayanannya bagus seperti yang saya sampaikan tadi, selama mendampingi pasien belum ada kekecewaan didapat, pun kalau ada sipatnya yang sepele saja dan itu dilakukan oknum, sangat tidak etis jika ada persoalan sedikit saja oleh pegawai RSUD lantas kita timpakan ke Direktur RS ini luas dan pegawainya banyak pasti satu dua orang ada yang melakukan kesalahan, rasanya  jabatan Ibu Diirektur sudah sesuai Kompetensi, Pendidikan, Pengalaman Jabatan dari Wadir hingga pengabdian sbagai ASN". tutup warga Dumai yang dikenal sebagai penggiat Kemanusiaan.***(ZA)

Ikuti Terus Riaupower

BERITA TERKAIT

BERITA TERPOPULER